Fenomena anak jalanan di Kota Bogor merupakan hal yang cukup populer, kota bogor memilki +287 anak jalanan dengan berbagai latar belakang dan karakternya. Banyak dari mereka yang memilki kehidupan terlantar di jalan, tidak memilki latar belakang pendidikan yang baik, maupun kehidupan sosial yang layak, dengan meningkatnya jumlah anak jalanan ini membuat rumah singgah di sekitar Kota Bogor kualahan dalam memberikan sarana fasilitas pelatihan pembinaan karena kapasitas ruang dalam rumah singgah yang sudah tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu anak jalanan Kota Bogor sangat membutuhkan wadah yang lebih luas sehingga dapat menampung seluruh anak jalanan yang berada di Kota Bogor, sclain itu Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Bogor belum memilki fasilitas
pelayanan sosial berbentuk rumah singgah yang dijadikan sebagai pusat realisasi
anak jalanan Kota Bogor yang didalamnya menyediakan fasilitas pelayanan sosial,
pendidikan dan di sertai fasilitas penunjang yang dibutuhkan anak jalanan. Pada
tapak adalah titik dimana beraktivitasnya anak jalanan Yyaitu di area Stasiun Bogor,
alun alun Kota Bogor, juga persimpangan lampu merah pada titik kota yaitu area
tugu kujang, maka dari itu mereka yang beraktivitas di area tersebut membutuhkan
rumah singgah yang jaraknya dekat dengan lokasi aktivitas mereka. Dengan di
bangunnya rumah singgah ini bertujuan untuk dijadikan tempat pelatihan
pembinaan (pendidikan, sosial) terhadap anak jalanan di kota bogor sebagai
penambah fasilitas terhadap Pemerintah daerah (Pemda) Kota bogor yang dirancang
dengan konsep pendekatan arsitektur perilaku dan fleksibilitas arsitektur di

dalamnya,