Sejalan dengan terus meningkatnya minat masyarakat akan ilmu Feng Shui, para pengembang
tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dalam mendorong berkembangnya dunia bisnis mereka.
Mereka berlomba untuk memenuhi keinginan masyarakat untuk memperoleh rumah yang nyaman huni,
aman ditinggali (dari gangguan makhluk maya) dan mendatangkan banyak rejeki. Para pengembang
mulai menggunakan jasa seorang ahli Feng Shui sejak mereka menentukan lokasi, pintu masuk kawasan,
pengalokasian aktivitas, perancangan denah bangunan, bentuk tampilan bangunan, hingga warna
dindingnya.
Penelitian tentang Pengaruh Tata Letak Bangunan yang Baik Berdasarkan Feng Shui Terhadap
Pengurangan Panas yang Masuk ke Dalam Ruang, mencoba untuk mencari hubungan antara letak yang
baik berdasarkan perhitungan dalam Feng Shui dengan berkutangnya radiasi panas yang masuk ke
dalam ruang.
Penelitian yang dilakukan di Perumahan Bumi Serpong Damai, yang dalam perencanaan dan
perancangannya juga menggunakan Feng Shui, menemukan bahwa bangunan yang dibangun pada
periode bawah, yaitu antara tahun 1984 – 2003, dengan angka yang berkuasa adalah 7, memiliki arah
hadap terbaik ke arah utara, selatan, barat, tenggara, barat laut, timur laut dan barat daya, sementara
arah hadap timur disebut sebagai yang terburuk.
Penemuan ini sangat bertentangan dengan ilmu arsitektur tropis yang mengatakan bahwa arah
hadap terburuk dalam menerima panas matahari langsung adalah arah barat. Namun dalam penelitian
lebih lanjut melalui pengukuran temperatur efektif di dalam ruang, ternyata terbukti bahwa arah barat
bukan merupakan arah hadap terburuk (berdasarkan pemasukan radiasi mataharinya), walaupun untuk
ini perlu dikaji lebih lanjut apakah berkurangnya radiasi panas yang masuk ke dalam ruang dibanding
orientasi bangunan ke arah timur juga dibantu dengan desain yang baik.