Minyak nabati dapat menjadi sumber bahan bakar diesel alternative potensial yang berasal dari tumbuh - tumbuhan. Beberapa minyak nabati berpotensi menjadi pengganti bahan bakar fosil, diantaranya Jarak pagar, Kopra, Kelapa Sawit, dan Biji Bintaro. Salah satu tumbuhan yang sangat berpotensi menjadi bahan bakar nabati adalah Biji Bintaro. Kandungan terbesar dari biji bintaro adalah minyak (kadar lemak) dengan nilai 30-60%. Minyak biji bintaro didapatkan melalui proses ekstraksi dengan metode hot pressing (pengempaan dengan suhu 50oC) dan menghasilkan rendemen 30%. Proses degumming dilakukan dengan mengunakan asam fosfat 20% sebanyak 0.5%, 1% dan 1.5% (v/v). Penelitian ini dibagi dua tahapan , yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pengujian temperatur minyak bintaro dilakukan untuk mengetahui pengaruh minyak bintaro terhadap viskositas minyak bintaro. Dari hasil penelitian didapatkan viskositas dan densitas minyak bintaro akan berkurang dengan semakin banyaknya (%) penambahanasam fosfat dan akan semakin berkurang dengan semakin meningkatnya suhu. Didapatkan viskositas terkecil yaitu sebesar 8.929 cP dengan penambahan asam fosfat sebesar 2% (v/v) dan dengan suhu 110o celcius. Sedangkan untuk densitas, didapatkan densitas terkecil, yaitu sebesar 0.899 g/ml. dengan penambahan asam fosfat sebesar 2% (v/v) dan dengan suhu 110o celcius.